Tausiah: Batas Taubat

Wahai saudaraku, Rasulullah saw. telah bersabda:
Barangsiapa dibukakan pintu kebaikan baginya, maka hendaklah dia menggunakan kesempatan itu, sebab hal itu tidak di ketahui kapan pintu kebaikan itu di tutup baginya.
Wahai saudaraku, selagi pintu kesempatan dan pintu hidup masih dibuka, maka hendaknya engkau dapat memeliharanya dengan baik. Siapa tahu dalam waktu dekat, pintu ditutup kembali dan rohmu dicabut dari kerongkongan.

Jagalah akhlakmu yang baik selagi dirimu masih bisa melakukannya. Masukilah pintu taubat selagi masih terbuka bagimu. Jauhkanlah dirimu dari pintu-pintu yang dapat menyebabkan dosa dan kemaksiatan. Sebab pintu-pintu maksiat itu senantiasa terbuka lebar bagimu.
Wahai saudaraku, bangkitlah dari sesuatu yang meresahkan dirimu. Sucikanlah dirimu dari segala kotoran. Perbaikilah diri dari sesuatu yang merusak. Jernihkanlah dirimu dari kekeruhan. Kendalikan dirimu dari kesenangan duniawi. Kembalilah kepada Tuhanmu, yang telah kau jadikan tempat kembali.
Wahai saudaraku, kembalilah kepada Allah dengan sepenuh hati. Jadikanlah doamu sebagai pemikat. Jangan berdoa kepada-Nya selagi hatimu tiada berkonsentrasi kepada-Nya. Ketahuilah, bahwa pada saatnya nanti, jika Kiamat telah tiba, semua manusia mengakui perbuatan yang pernah dilakukan didunia; jelek atau buruk. Engkau akan menyeasal dan tiada berguna. Saat itulah terjadi perhitungan amal perbuatan. Tiada yang terselipi sedikit pun. Dan engkau pun tak mampu berkelit untuk berbohong.

Rasulullah saw. bersabda :
Dunia ini adalah perladangan akhirat, maka barangsiapa menanam kebaikan, maka dia akan merasakan hasilnya dengan perasaan puas, barangsiapa yang menanam keburukan maka dia akan menghasilkan penyesalan.

Wahai saudaraku, sekarang engkau masih belum dapat membuktikan tentang kematian. Jika saatnya nanti nyawa telah direnggut malaikat Izrail, barulah engkau menyadari betapa penyesalan tiada guna.

Wahai Allah, bangkitkanlah kami dari kelalaian, jagalah kami dari hati tumpul yang menyebabkan diriku jadi lalai kepadaMu. Amiin. Ya Robbal 'Alamiin.

Wahai saudaraku, engkau berkutat dengan sesuatu yang buruk bisa mendatangkan keburukan pada dirimu sendiri. Hal itu dapat pula melenyapkan kebaikanmu. Karenanya, berjalanlan dibawah naungan Al-Qur'an dan Sunah Rasul. Engkau pasti menjadi manusia selamat dan beruntung.
Wahai saudaraku, janganlah engkau melupakan waktumu. Jangan membiarkan sisa umurmu berlalu dengan sia-sia. Jangan engkau tenggelamkan dirimu dalam kesibukan mencari makan, berangan-angan tinggi yang tidak pasti kau temukan jawabannya. Hal yang demikian itu hanyalah menjadi penghalang bagi dirimu untuk sampai kepada Allah. Juga menghinakan kedudukanmu di hadapan-Nya. Hendaklah engkau malu kepadaNya, dengan sebenar-benarnya malu.

Wahai saudaraku, sesungguhnya duduk dengan tenang sambil berdzikir (mengingat Allah) di dalam hati merupakan akhlak orang makrifat (arif), merupakan perbuatan orang sidiq, yang kelak tempatnya di dalam surga. Oleh karenanya, jadilah sebagai hamba yang ridha atas takdirNya dengan cara mendekatkan diri kepadaNya secara total.

Wahai saudaraku, bermunajatlah kepadaNya. Karena dengan munajat, dapatlah menyingkap tabir penghalang antara dirimu dengan Tuhanmu. Bertaqarublah kepadaNya dalam hati yang hakiki.

Firman Allah dalam Surat Assyura 11
Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai denganNya, dan Dialah (Allah) Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Wahai saudaraku, surga telah dijanjikan oleh Allah swt kepada setiap hamba beriman, yang mereka bisa melihat Dzat-Nya tanpa hijab, tanpa keraguan sedikit pun. Jika dirimu beramal semata-mata karena Allah, maka engkau akan dekat kepada-Nya dan Dia selalu melihatmu sebagai balasan bagimu.

Wahai saudaraku, janganlah engkau mencari nikmat, tetapi carilah siapa yang memberi nikmat kepadamu. Karena sesungguhnya nikmat tidak akan engkau temukan selama-lamanya. Namun jika engkau telah menemukan Pemberi Nikmat, maka engkau akan mendapatkan kenikmatan yang hakiki (selama-lamanya), dunia dan akhirat.

Wahai saudaraku, hendaknya engkau selalu mengingat akan kematian. Bersabarlah dan bertawakallah jika engkau mendapat cobaan. Serahkan dirimu kepadaNya dalam setiap keadaan. Jika tiga tingkatan ini engkau miliki dengan sempurna, maka Allah akan "mendatangimu" ketika ajalmu datang.

Engkau harus sabar jika sesuatu terlepas dari dirimu. Engkau senantiasa bergantung kepadaNya. Selamatlah jiwamu dari dunia dan akhirat. Jangalah bergantung kepada dunia. Bergantunglah hanya kepada Allah. maka Allah akan memberi rahmatNya kepadamu dari segala penjuru. Jika engkau mampu memelihara jiwamu, tentu engkau akan selamat dari bujukan syetan dan bujukan nafsumu sendiri. Insya Allah engkau termasuk golongan manusia sebagaimana firman Allah ini :

Sesungguhnya hamba-hambaKu tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka. (QS. Al Hijr 42)

Hati mereka selalu berhubungan dengan Allah dan selalu bergantung kepadaNya sehingga mereka terbebas dari tipu daya syetan. Mereka mendapatkan pertolongan dari Allah. Jika pertolongan itu telah sempurna engkau miliki, maka dunia dan akhirat akan menjadi pelayanmu tanpa paksa.

Wahai suadaraku, laluilah pintu Tuhanmu dan tetaplah engkau di sana, niscaya engkau akan mendapatkan petunjuk tentang jalan yang benar dan jalan yang bathil.

Janganlah engkau mencari sesuatu untuk menambah atau mengurangi. Sebab setiap kepastian itu telah dimiliki oleh setiap individu. Tak seorang pun di antaramu mempunyai apa yang akan terjadi, dan apa kehendak Allah.

Tuhanmu telah selesai dari menciptakan dan menetapkan rizki, menetapkan mati, menggerakan qadam dengan demikian Allah tetap mengetahui dengan keberadaan ni.

Sesungguhnya Allah telah menentukan segala sesuatu yang ditutup dengan perintah dan larangan agar hukum-hukum Allah itu berlaku bagi segenap manusia.

Firman Allah SWT.

Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang diperbuatNya dan merekalah yang akan di tanya (QS. Al Ambiya' 23)

Jika engkau telah berbuat khilaf atau sengaja berbuat salah, maka segeralah kembali kepadaNya dengan cara bertaubat. Mengapa? agar kekeliruan dan kebodohanmu itu tidak meninggalkan bekas dosa. Tentu saja untuk bertaubat haruslah engkau penuhi beberapa syarat, di antaranya ialah menghentikan perbuatan yang salah itu dan engkau harus benar-benar menyesalinya. Di samping itu engkau harus mempunyai tekad yang kuat untuk tidak mengulangi kebodohan itu lagi.

Jika kesalahan dan kebodohan itu masih saja terulang, berarti taubatmu hanyalah taubat yang 'main-main'. Engkau tidak sungguh-sungguh. Hal itu justru akan menambah-nambah kemurkaan Allah kepada dirimu.

Dan Bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang mukmin agar supaya kamu semua beruntung.
(QS. An Nur 31)

Sumber : Intisari Ajaran Syekh Abdul Qadir Jailani
Pustaka Media Surabaya


Category:

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Mendalami. Template by: Petunjuk Onlene