Kharismatik Wajah Orang yang Shaleh

Rasulullah saw. Bersabda :

"Islam itu tampak secara lahiriyah, iman itu ada dalam qalbu, dan taqwa itu disini (beliau menyebutkan di sini sampai tiga kali sambil menunjukkan ke arah dada beliau SAW.)

Taqwa yang bersemayam di hati, lalu dikokohkan oleh iman, adalah ruh dari ma'rifatullah. Allah swt. menjadikan segala sesuatu dengan kadar kepastian, dan setiap kadar kepastian ada batasnya, setiap batasan itu ada sebabnya, dan setiap sebab itu ada waktu berakhirnya, setiap ajal itu ada kitab tulisannya, dan setiap kitab tulisan itu ada perintah.
Setiap perintah ada makna, dan setiap makna ada kebenaran, setiap kebenaran itu haq, setiap haq itu ada hakikatnya, dan setiap hakikat itu ada ahlinya, serta setiap ahlinya ada tandanya.

Dengan tanda itulah kemudian, yang benar dan yang batil dikenal. Setiap qalbu yang berada di hamparan perwujudan ma'rifat, akan meraih tanda kema'rifatan pada wajahnya, lalu maujud dalam gerak, tindakan dan ucapannya, seperti firman Allah SWT. "Anda mengenal mereka dengan tanda-tanda mereka". 
Wajah Orang Saleh Memiliki Kharismatik

Wajah Orang Saleh

Yahya bin Mu'adz ra, ditanya, "Bagaimana bisa, orang 'arifin itu sangat bagus wajahnya dan lebih kharismatik dibanding yang lain?"

Ia menjawab, "Karena mereka bersunyian dengan Allah dengan penuh kemesraan, mereka taqarrub kepada Allah penuh konsentrasi, mereka bangkit kepada Allah dengan penuh kehambaan. Maka, kemudian Allah memakaikan pakaian cahaya ma'rifatNya, maka bersama Allah-lah mereka beramal, dari Allah-lah mereka mencari, kepada Allah-lah mereka mencinta. 
Merekalah khawasnya (golongan yang diistimewakan) Allah Ta'ala yang utama. Perjalanan taatnya kepada Allah tanpa kebergantungan selainNya, ketika memberi nasehat ummat tanpa ada harapan tamak pada mereka. Mereka ini sangat rindu kembali kepada Allah Ta'ala. Hati mereka penuh cemerlang kepadaNya, nafsu mereka tunduk, hati mereka wahana Arasy, akal mereka terselubung hakikat, ruh mereka membubung keluhuran, seluruh jiwanya terjaga dari fitnah manusia, sementara dzikrullah menjaganya dari kejahatan waswas, dadanya terlapangkan, fisiknya terabaikan, hatinya terluka oleh ketakberdayaan, pintu-pintu Malakut selalu terbuka baginya.

"Hati mereka seperti lampu, sedangkan fisik mereka penuh kepatuhan, lisannya sibuk dengan membaca Al-Qur'an, warna kulitnya menguning karena ketakutan terpisahkan dariNya. Nafsunya tersingkirkan demi berbakti kepada Ar-Rahman, hatinya memancar cahaya Iman, nafsunya bergairah dalam aktivitas, ruhnya tersibukkan oleh kedekatan dengan Rabb dengan bahasa sifat Rububiyah, Allah jadikan hatinya tempat rahasia-Nya, tempat pandangan-Nya, dan Dia hias dengan riasan RububiyahNya, lalu Dia masukkan ke dalam Negeri Imarah KekuasaanNya."

Ketergantungan Jiwa Arifun 

Bibir-bibir mereka tersenyum kepadaNya, matanya tertuju ke arahNya, hatinya tergantung padaNya, hasratnya bersambung kepadaNya, rahasia jiwanya memandang kepadaNya, dan mereka lemparkan dosa-dosa mereka ke lautan taubat, sedang taatnya mereka lemparkan ke lautan anugerah, jiwa mereka berada dalam lautan keagungan, hasrat mereka mengarungi lautan kebeningan, cinta mereka dalam lautan CintaNya.

Di tengah arena khidmahnya mereka aktif, dibawah payung kemuliaan mereka menghirupkan nafas, dalam taman rahmatNya mereka bagai gembalaan dan dalam desau anugerahNya mereka berjalan-jalan.
  • Mereka memandang dunia dengan mata I'tibar,
  • Memandang akhirat dengan mata penantian,
  • Memandang nafsu mereka dengan mata kehinaan,
  • Memandang taat ibadahnya dengan mata penuh kekurangan, sama sekali jauh merasa banyak.
  • Memandang ampunan dengan mata kefakiran,
  • Memandang ma'rifat dengan mata kegembiraan,
  • Memandang Allah Yang Dima'rifati dengan mata kebanggaan.
  • Mereka lemparkan nafsu mereka pada cobaan,
  • Melemparkan ruh mereka menujur akhirat,
  • Melemparkan hati mereka menuju keluhuran,
  • Melemparkan sirr mereka menuju Maulana Sang Tuhan.
  • Nafsu mereka meninggalkan dunia
  • Ruh mereka bagi akhirat
  • Hati mereka mesra dengan dzikir
  • Sirr mereka dalam Cinta Sang Maula
  • Hati mereka sumber kharisma dan keagunganNya
  • Lisan mereka sumber puja pujian padaNya
  • Ruh mereka menjadi lembah kerindah dan cinta
  • Nafsu mereka terpenjara di bawah kekuatan akal dan kecerdasan,
  • Hasrat mereka lebih banyak untuk tafakkur dan merenung,
  • Ucapan-Ucapan mereka lebih banyak dan memuja dan memujiNya
  • Amal mereka hanyalah taat dan khidmah
  • Pandangan mereka hanya kepada kelembutan tersembunyi ciptaan Rabbul "Izzah

Lihatlah mereka menguning romannya dalam ketakutan berpisah denganNya, penuh rasa gentar oleh Kharisma KeagunganNya, begitu panjang penantian terasa untuk bertemu denganNya. Mereka menempuh jalan Al-Mustafa, melemparkan dunia di belakang punggung, dan merasakan hawa nafsu sebagai makanan hampa, lalu tegak berdiri di atas pijakan keselarasan yang benar.

Perilaku Pecinta

  • Perilaku ruhani mereka penuh asing dengan dunia,
  • Hatinya terasa asing dalam dadanya
  • Rahasia batinnya (sirr) terasing dalam nafsunya, hingga tak ada kesenangan dalam duka keterasingan dan keliaran sepanjang belum bertemu Sang Kekasih.
  • Perkaranya sangatlah mengagumkan
  • Sang Maula menjadi dokternya
  • Ucapannya senantiasa penuh ekstate
  • Hatinya menyendiri
  • Akalnya Rabbani
  • Hasratnya Shomadany (kebergantungan pada Ilahi)
  • Hidupnya ruhani
  • Amalnya cahayani
  • Ucapannya samawi
Allah jadikan hatinya tempat rahasiaNya, tempat pandanganNya, dan Dia hias dengan riasan RububiyahNya, lalu Dia masukkan ke dalam Negeri Imarah KekuasaanNya. Dengan sirr hati ia berputar dengan Kuasa KeagunganNya, dan ia menanjak dalam taman suciNya, terbang dengan sayap-sayap Ma'rifat dalam kelembutan sutera BatinNya, dan iapun berjalan di medan-medan QudratNya dan selubung JabarutNya. Jika saja si bodoh tahu apa yang terjadi padanya, ia akan mati terkejut setelah mengenalnya seketika.

Tanda Mereka

Bencana adalah madu baginya. Kesusahan adalah anggur-anggur ranum baginya. Di akhirat setiap orang berkata, "Oh bagaimana diriku, nasibku, oh diriku..." Tapi mereka ini malah berkata, "Oh Tuhanku, Rabbii..Rabbii...Hasratku dan hasratku..."

Sang Arif itu punya Empat Tanda
  • Cintanya pada Sang Maha Jalil
  • Membiarkan sedikit maupun yang banyak
  • Jejaknya mengikuti At-Tanziil (Al-Qur'an)
  • Takutnya jika pindah dari posisinya.
Sang abid punya kedudukan. Sang penakut punya ketakutan lalu lari kencang. Sang pecinta punya pesona. Sang arif punya kegembiraan.

Category:

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Mendalami. Template by: Petunjuk Onlene