Hendaknya engkau berpegang teguh atas sedikit yang kau miliki. Hendaknya engkau ikhlas dalam menerimanya.
Bersabarlah sampai ketentuan nasibmu berada atau mencapai puncaknya. Pada puncaknya, engkau akan diantarkan pada keadaan dan kedudukan yang lebih baik (lebih tinggi). Engkau akan ditempatkan di dalamnya dan bangkit dari kekerasan kehidupan duniawi, akhirat, dan kesesatan. Engkau akan berada di suatu kedudukan yang dapat menyejukkan pandanganmu.
Sadarilah bahwa bagianmu tak akan pernah lepas darimu (jika engkau mau berikhtiar). Adapun yang bukan bagianmu, meskipun engkau berdaya upaya untuk merebutnya (mencapainya), selamanya tak mungkin dapat kau miliki. Oleh sebab itu, bersabarlah dan hendaknya engkau ikhlas menerima keadaanmu. Jangan mengambil dan memberikan suatu apa pun sebelum mendapat perintah. Jangan bergerak sebelum diperintah. Jangan pula diam semaumu. Jika berbuat semaumu sendiri, berarti engkau menuruti nafsu manusiawimu atau nafsu hewanimu. Jika begini, tentu kau diuji dengan kenyataan yang lebih buruk daripada keadaan yang sedang kau rasakan.
Mengapa demikian? Sebab, dengan kekeliruan yang kau lakukan itu, secara tak kau sadari, dirimu telah berbuat aniaya. Aniaya terhadap diri sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui hamba-Nya yang berbuat aniaya. Allah SWT. berfirman:
Artinya: "Dan demikianlah, Kami jadikan sebagian orang-orang yang aniaya (zalim) menjadi pemimpin —bagi yang lain (sebagai teman bagi yang lain) dikarenakan usaha. mereka sendiri." (Q.S. Al-An'am [6]: 129)
Sebab engkau berada di rumah Raja yang perintah-Nya berdaulat dan kehendak-Nya pun berdaulat, yang tentara-Nya amat banyak, yang Mahakuat, yang aturan-Nya adil, yang kerajaan-Nya abadi, yang kedaulatannya menyeluruh, pengetahuan-Nya tinggi, kebijakan-Nya dalam, Mahaadil, dan yang dari-Nya tak sedikit pun tersembunyi, baik di bumi maupun di langit. Kezaliman para aniaya pun tak tersembunyi. Allah SWT. berfirman:
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni, jika Dia dipersekutukan dengan sesuatu yang lain, tetapi Dia akan mengampuni (dosa) yang selain dari itu, bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya." (Q.S. An-Nisa [4]: 48)
Hendaknya engkau berupaya sekuat hatimu, sekuat rohmu untuk tidak menyekutukan Allah SWT. Jangan sekali-kali mendekati dosa syirik ini dan jauhilah ia dalam setiap gerak maupun diammu, siang atau malam, sendirian, atau bersama orang lain.
Waspadalah terhadap segala bentuk dosa dalam anasir jasadmu dan dalam batinmu. Hindari dosa yang tampak maupun yang tersembunyi. Jangan berusaha menjauhi Allah, sebab Ia akan mencengkrammu. Jangan bersitegang karena takdir-Nya, sebab Ia dengan mudahnya, akan melumatkanmu. Jangan sekali-kali menyalahkan aturan-Nya agar engkau tidak dipandang hina.
Jangan pula melupakan-Nya, agar engkau tidak dilupakan-Nya, dan agar engkau tidak mendapatkan kesulitan. Jangan coba-coba mereka-reka di dalam rumah-Nya agar engkau tidak binasa. Jangan menggunakan hawa nafsu dalam membicarakan agama-Nya agar engkau tidak celaka, hatimu tidak buta, imanmu dan pengetahuanmu tidak dicabut-Nya, dan agar engkau terlepas dari kekejian, tidak dikuasai nafsu hewanimu, nafsu manusiawimu, keluargamu, temanmu, tetanggamu, ciptaan termasuk kalajengking, ular, serta jin rumahmu. Jika engkau dikuasai oleh semua ini, hidupmu akan menjadi gelap di dunia ini, dan kau akan disiksa di akhirat nanti secara berkepanjangan.
Bersabarlah sampai ketentuan nasibmu berada atau mencapai puncaknya. Pada puncaknya, engkau akan diantarkan pada keadaan dan kedudukan yang lebih baik (lebih tinggi). Engkau akan ditempatkan di dalamnya dan bangkit dari kekerasan kehidupan duniawi, akhirat, dan kesesatan. Engkau akan berada di suatu kedudukan yang dapat menyejukkan pandanganmu.
Sadarilah bahwa bagianmu tak akan pernah lepas darimu (jika engkau mau berikhtiar). Adapun yang bukan bagianmu, meskipun engkau berdaya upaya untuk merebutnya (mencapainya), selamanya tak mungkin dapat kau miliki. Oleh sebab itu, bersabarlah dan hendaknya engkau ikhlas menerima keadaanmu. Jangan mengambil dan memberikan suatu apa pun sebelum mendapat perintah. Jangan bergerak sebelum diperintah. Jangan pula diam semaumu. Jika berbuat semaumu sendiri, berarti engkau menuruti nafsu manusiawimu atau nafsu hewanimu. Jika begini, tentu kau diuji dengan kenyataan yang lebih buruk daripada keadaan yang sedang kau rasakan.
Mengapa demikian? Sebab, dengan kekeliruan yang kau lakukan itu, secara tak kau sadari, dirimu telah berbuat aniaya. Aniaya terhadap diri sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui hamba-Nya yang berbuat aniaya. Allah SWT. berfirman:
Artinya: "Dan demikianlah, Kami jadikan sebagian orang-orang yang aniaya (zalim) menjadi pemimpin —bagi yang lain (sebagai teman bagi yang lain) dikarenakan usaha. mereka sendiri." (Q.S. Al-An'am [6]: 129)
Sebab engkau berada di rumah Raja yang perintah-Nya berdaulat dan kehendak-Nya pun berdaulat, yang tentara-Nya amat banyak, yang Mahakuat, yang aturan-Nya adil, yang kerajaan-Nya abadi, yang kedaulatannya menyeluruh, pengetahuan-Nya tinggi, kebijakan-Nya dalam, Mahaadil, dan yang dari-Nya tak sedikit pun tersembunyi, baik di bumi maupun di langit. Kezaliman para aniaya pun tak tersembunyi. Allah SWT. berfirman:
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni, jika Dia dipersekutukan dengan sesuatu yang lain, tetapi Dia akan mengampuni (dosa) yang selain dari itu, bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya." (Q.S. An-Nisa [4]: 48)
Hendaknya engkau berupaya sekuat hatimu, sekuat rohmu untuk tidak menyekutukan Allah SWT. Jangan sekali-kali mendekati dosa syirik ini dan jauhilah ia dalam setiap gerak maupun diammu, siang atau malam, sendirian, atau bersama orang lain.
Waspadalah terhadap segala bentuk dosa dalam anasir jasadmu dan dalam batinmu. Hindari dosa yang tampak maupun yang tersembunyi. Jangan berusaha menjauhi Allah, sebab Ia akan mencengkrammu. Jangan bersitegang karena takdir-Nya, sebab Ia dengan mudahnya, akan melumatkanmu. Jangan sekali-kali menyalahkan aturan-Nya agar engkau tidak dipandang hina.
Jangan pula melupakan-Nya, agar engkau tidak dilupakan-Nya, dan agar engkau tidak mendapatkan kesulitan. Jangan coba-coba mereka-reka di dalam rumah-Nya agar engkau tidak binasa. Jangan menggunakan hawa nafsu dalam membicarakan agama-Nya agar engkau tidak celaka, hatimu tidak buta, imanmu dan pengetahuanmu tidak dicabut-Nya, dan agar engkau terlepas dari kekejian, tidak dikuasai nafsu hewanimu, nafsu manusiawimu, keluargamu, temanmu, tetanggamu, ciptaan termasuk kalajengking, ular, serta jin rumahmu. Jika engkau dikuasai oleh semua ini, hidupmu akan menjadi gelap di dunia ini, dan kau akan disiksa di akhirat nanti secara berkepanjangan.
Category: Pengetahuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar