Tausiah: Keimanan Yang Kuat Kepada-Nya

Apabila dunia dan orang-orangnya memalingkan muka mereka yang hina, lapar, dahaga, yang telanjang, hatinya terpanggang, merambah ke setiap sudut dunia, di tempat-tempat sunyi, di masjid yang jemu dan kecewa, dan sebagainya, janganlah engkau berkata bahwa Allah telah membuatmu miskin, menjauhkan dunia darimu, menjatuhkanmu, menjadi musuhmu dan membuatmu kacau. Jangan engkau menganggap bahwa Allah telah menghinamu, tidak memberi kecukupan duniamu. Jangan pula menganggap Dia menyuramkan kehidupanmu. Jangan iri kepada mereka yang siang malam mendapat nikmat dan anugerah-Nya. Jangan beranggapan sebagai sama-sama muslim, tetapi Allah tidak adil.

Wahai orang yang malang! Sesungguhnya Allah memperlakukanmu seperti ini karena fitrahmu suci dan kesejukan kasih sayang-Nya yang terus-menerus melimpah kepadamu dalam bentuk kesabaran, sikap berserah diri, ikhlas, dan berpengetahuan. Kemudian dalam keadaan yang papa di dunia, ternyata engkau mendapatkan cahaya iman dan tauhid.

Dengan demikian, sesungguhnya pohon keimananmu mempunyai akar yang kuat, memiliki benih yang kuat, penuh dedaunan, buah, cabang, dan rantingnya lebat, sehingga menimbulkan keteduhan. Setiap saat bertambah besar, tak perlu lagi dibantu atau dipupuk.

Cahaya iman dan tauhid, pepohonan iman dan tauhid itu, ditentukan oleh Allah bagimu dan kelak kau dapatkan tepat pada waktunya, entah engkau menyukai atau tidak. Oleh sebab itu, janganlah serakah terhadap sesuatu yang menjadi milikmu dan jangan pula mencemaskannya. Janganlah menyesal atas bagian yang diberikan kepada orang lain. Ada dua alternatif yang bukan menjadi milikmu, yaitu ia akan menjadi milikmu atau dapat juga menjadi hak orang lain. Apabila ia memang milikmu, ia akan datang kepadamu dan kau akan dibawa kepadanya sehingga pertemuan antara engkau dan milikmu akan segera terwujud. Adapun yang bukan milikmu engkau akan dijauhkan darinya dan ia pun menjauhimu. Dengan demikian, engkau dan ia (yang bukan milikmu) tak akan dapat bersama. Allah SWT. berfirman:



Artinya:
"Janganlah engkau layangkan kedua matamu kepada (perhiasan) yang Kami berikan kepada bermacam-macam orang di antara mereka, sebagai bunga kehidupan di dunia, untuk itu Kami cobai mereka dengannya. Dan rezeki Tuhanmu dalam Surga lebih baik dan lebih kekal."
(Q.S. Thaha [20]: 131)

Dari ayat tersebut, jelaslah bagimu bahwa Allah SWT., melarangmu untuk memerhatikan yang bukan hakmu. Dia telah memberi peringatan bahwa yang selain ini adalah cobaan. Dengan cobaan itu, Dia memberi ujian kepadamu, sedangkan keikhlasanmu menerima bagianmu itu lebih baik bagimu, lebih suci, dan lebih disukai.

Oleh sebab itu, hal-hal yang demikian itu hendaknya engkau jadikan sebagai pedoman menempuh jalan Allah SWT. untuk mendapatkan kebaikan, rahmat, kegembiraan, dan keindahan. Allah SWT. telah berfirman:


Artinya:
"Seseorang tidak mengetahui, apa yang disembunyikan untuknya di antara bermacam-macam kesenangan, sebagai balasan yang telah mereka amalkan." (Q.S. As-Sajdah [32]: 17)

Oleh sebab itulah, satu-satunya kebaikan ialah kelima jalan pengabdian, penghindaran dari dosa, dan tak ada yang lebih besar dan lebih disukai Allah, selain yang telah kusebutkan kepadamu. Semoga Allah SWT. memberi karunia kepadamu dan kepadaku berupa kemampuan untuk melakukan yang disukai-Nya.

Category:

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Mendalami. Template by: Petunjuk Onlene